Bullying. Yang langsung terbayang adalah senior jutek yang menggencet junior. Tapi, nggak sebatas itu saja, lho. Bullying ternyata juga bisa dilakukan oleh teman sendiri, bahkan di dalam satu geng.
Bullying seperti ini justru malah bisa lebih berat dan destruktif. Soalnya, yang melakukan adalah orang terdekat dan biasanya berlangsung lama. Namun, karena nggak menyadari atau karena takut kehilangan teman, seringkali korban bullying dalam geng nggak berbuat apa-apa. Supaya, nggak terjebak dalam bullying internal tersebut, kita harus mengidentifikasi perlakuan dalam geng yang sudah termasuk bully. Seperti berikut ini:
- Sering menyuruh teman dalam geng, layaknya asisten pribadi. Dari “minta tolong” ambilin buku, memesan jajanan di kantin, menelpon teman lain, dll.
- Terdapat sistem “kasta” yang nggak resmi. Misalnya, ada anggota yang dianggap lebih tinggi dan lebih rendah, sehingga yang lebih rendah harus ikut apapun perkataan teman yang posisinya lebih tinggi.
- Ada anggota geng yang dianggap nggak punya hak bicara. Nggak boleh punya usul atau berkomentar. (biasanya anggota baru)
- Ada pula anggota yang sebenarnya punya hak bicara. Tapi tiap dia berkomentar sesuatu, pasti selalu dikritik dan dicela.
- Dipaksa melakukan sesuatu yang nggak disukai atau negatif demi solidaritas. Sudah melanggar hak individu, tuh!
- Ada objek bulan-bulanan dalam geng. Misalnya, ia dicela masalah fisik, gaya bicara, dll. Walaupun tujuannya bercanda, ingat candaan itu ada batasnya.
- Ada ancaman. Misalnya, rahasia seorang anggota akan dibocorkan jika dia nggak melakukan sesuatu.
- Sistem upeti. Anggota geng harus memberi imbalan atau bayaran tertentu ke anggota geng lain, yang dianggap pimpinan.
- Untuk bisa masuk geng tersebut, ada semacam tes yang menyusahkan atau mempermalukan diri. Saran aja nih, just forget them!
0 komentar:
Posting Komentar